Usai kerja, CEO, CTO, Kepala Admin, dan staf senior bagian produksi, kami berlima menghadiri konser paduan suara.
Harga tiket 240NTD (sekitar 75ribu IDR). Vicky, istri dari CEO kami, Andy, tampil dalam konser tersebut.
Ini pengalaman pertama saya nonton konser paduan suara. Konser ini digelar oleh perhimpunan guru musik, khususnya guru wanita. Ada sekitar 40 orang guru yg berpartisipasi. Di Taiwan, ketika seorang disapa sebagai guru, berarti dia punya keahlian teknik dan pengalaman yg mendalam di bidang tersebut. Sebagian besar mereka yg tampil malam ini lulusan jurusan musik luar negeri. Hadir pula konduktor nomer wahid seTaiwan yg adalah kakek guru dari Vicky.
Sebagaimana di negara-negara lain, sebagian besar ahli musik yg sampai belajar musik secara mendalam (red: ke luar negeri), datang dari kalangan menengah ke atas. Konser ini lebih merupakan konser yg dihadiri oleh kalangan keluarga, kerabat, dan komunitas dari guru-guru tersebut. Penonton yg hadir malam ini termasuk sangat berkelas. Namun, hal yg patut kita pelajari adalah, kesehajaan masyarakat Taiwan. Mereka tidak tampil dengan pernak-pernik mewah, tp dengan dandanan yg formal dan cukup good-looking saja. tidak berlebih-lebihan, walaupun dibalik semua itu, tersimpan "kesaktian" dan tidak jarang kekayaan material mereka masing-masing. CEO, CTO pun mengenakan seragam kantor yg sama dgn yg saya kenakan.
Selain momen berharga ini, ketika pulang dari konser, saya satu kereta dengan staf senior produksi. Usia beliau sama dengan usia ibu saya. 54 tahun tepatnya usia si tante. Beliau juga merupakan staff yg bergabung dari awal berdirinya perusahaan kami, 8 tahun silam. Beliau mengisahkan bahwa sebelum bekerja di tempat ini, beliau dan suami mengembangkan usaha di bidang plastik. Bekerja belasan jam sehari. Selain tidur, hanya bekerja. Beliau mengisahkan bahwa pada masa-masa awal berdirinya perusahaan kami, Andy pun bekerja belasan jam per hari. Usia Andy saat itu 24 tahun. Melihat perjuangan Andy, beliau kagum kepada anak muda yg satu ini. Banting tulang mengembangkan usahanya. Beliau sendiri sebenarnya bekerja di perusahaan kami, hanya untuk mengisi waktu senggang, daripada bengong di rumah. Perusahaan mereka sendiri beroperasi hingga 2 tahun yang lalu.
Melihat etos kerja masyarakat Taiwan, tidaklah heran jika mereka berevolusi dari bangsa nelayan menjadi bangsa hi-tech dalam kurun waktu 30 tahunan saja.
Beliau sempat nyeletuk, satu hal yg cukup menonjok buat saya jg. "Anak muda sekarang, begitu ada prestasi sedikit langsung kendor."
Ini juga mengingatkan saya akan semboyan "Raise your bar" yg menjadi slogan di GE.
Berapakah usia saya sekarang? Apakah saya sudah mengerahkan segenap tenaga saya untuk melangkah ke arah perwujudan cita-cita?
No comments:
Post a Comment